Kita sekarang memang berada di penghujung zaman, di akhir zaman, yang segala macam fitnah hampir dikatakan sebelumnya tidak pernah terjadi, sekarang sudah terjadi, sehingga yang harus kita lakukan adalah, jangan jauh-jauh daripada pengaruhnya Nabi kita Muhammad SAW, dan tidak mungkin itu bisa kita raih, kecuali dengan selalu Majelis Taklim, baik itu yang langsung (itu lebih baik) ataupun yang secara online di medsos atau di YouTube, dan lain sebagainya. Karena satu-satunya yang bisa mengingatkan kita adalah ilmu pengetahuan.
Selalu saya umpamakan, kalau seumpama kita berada di dalam suatu masjid, semuanya berkumpul di dalam masjid, setelah kita berkumpul di dalamnya, maka kemudian Takmir Masjid itu mengumumkan, bahwasanya di sekitar Masjid itu telah digali sebanyak 360 jebakan, dan 360 jebakan itu dalamnya itu sampai 2 meter, di ujung lubang itu, ada paku-paku yang besar, pakunya itu 30 cm. Pokoknya dipastikan kalau jatuh ke sana itu mati. Jumlahnya berapa? 360. Masalahnya, 360 paku itu ditanam di sekeliling Masjid itu. Sekarang kalau seumpama takmir masjid yang membuatnya dan juga stafnya tidak memberitahukan kepada mereka, di mana letak masing-masing jebakan itu, kira-kira mereka yang keluar dari Masjid itu lebih banyak selamatnya atau tidak? itu adalah sebuah pertanyaan yang logis, yang mudah untuk dicerna, dan itulah hakikat yang terjadi pada kita semuanya.
Jadi, kalau kita tidak tahu di mana letak jebakan-jebakan yang telah dibuat itu, maka tipis sekali kita akan selamat, lebih banyak kita itu terjerumus di dalam jebakan itu, dan akhirnya menyebabkan kita binasa naudzubillah. Maka, diumpamakan yang memberitahukan itu adalah Nabi Muhammad dan juga staf-stafnya itu adalah para ulama. Mereka yang memberitahukan, Ini loh tempat – tempatnya, ini yang lainnya, ini yang ketiga, ini yang keempat, sampai 360 semuanya, hingga yang dikasih tahu, maka dia selamat, tapi yang tidak dikasih tahu, maka dia akan terjerumus, itulah perumpamaan yang paling mudah untuk dicerna terkait dengan kehidupan yang penuh dengan liku-likunya, yang penuh dengan ujian dan cobaannya, yang penuh dengan dilema dan problematika kehidupannya, dan semuanya itu pasti ada solusinya, solusinya gimana? solusinya tidak lain adalah terdapat di dalam ilmunya Nabi kita Muhammad SAW.
Penyebab kita mempunyai harta yang berkah itu adalah ilmunya Nabi Muhammad, yang menyebabkan kita itu hidup bahagia bersama keluarga juga ilmunya Nabi Muhammad, yang menyebabkan kita itu sehat wal afiyat, walaupun ditimpa musibah, cobaan, dia itu sabar menghadapinya, dan bahkan dia bahagia merasakannya, itu juga karena ilmunya Nabi Muhammad.
Ada video yang viral, mungkin para pembaca menyaksikannya, yaitu seorang Aditya. Aditya ini adalah seseorang yang mempunyai Rumah Makan Gratis yang diperuntukkan untuk siapa pun yang mau makan di situ. Tidak dikhususkan hanya untuk kaum muslimin misalnya, tidak, atau bagi mereka yang tidak mampu saja yang boleh makan, tidak, tidak diseleksi, siapa saja yang mau masuk, silakan, makan sepuas-puasnya.
Subhanallah, ternyata dia menyediakan setiap harinya makanan sekitar untuk 100 orang, sehingga kemudian viral di mana-mana, insya Allah, semoga beliau ini termasuk yang ikhlas, karena dia itu merasakan ganjarannya, dia termasuk yang benar-benar membuktikan bahwasanya apa yang disampaikan oleh Nabi kita Muhammad SAW itu benar, nyata, tidak berkurang sama sekali, tidak luput sama sekali, dan pasti terbukti. Itulah ucapan Nabi Muhammad SAW. Wa huwas shodiqul mashduq, di saat aditya ditanya oleh presenter, siapa? Deddy Corbuzier, “Ini siapa saja boleh masuk untuk makan? “Iya”, Jawab aditya “Siapa saja yang masuk dari semua macam golongan boleh?” “boleh”, “tanpa dipungut biaya sedikitpun?” “tanpa dipungut biaya” “tanpa ada syarat apapun?” “tidak ada syarat apapun”, “silakan makan, minum semuanya yang ada, yang disediakan,” kadang-kadang ada ayam, kadang-kadang ada ikan, kadang-kadang lauk pauk yang ada, yang dia mampu untuk menyediakannya.
Subhanallah, kemudian Deddy Corbuzier bertanya, asal-usul keuangan, yang dia gunakan untuk menggratiskan rumah makannya itu, itu dari mana? Subhanallah, apa kata beliau? “Saya ini seorang pedagang”, Jadi dia itu berdagang, juga konveksi dan lain sebagainya itu ya. “di saat sebelum saya itu membuat Rumah Makan Gratis ini, maka dagangan saya sulit laku, tapi begitu saya membuat Rumah Makan Gratis, maka Masya Allah, mudah sekali saya mendapatkan keuntungan, dan untuk memodali Rumah Makan Gratis ini, mudah sekali tentunya, bukan diambil dari saya saja, tapi juga dari adik saya, saudara saya, dan lain sebagainya, dan saya dulu seorang yang mudah sakit, tapi semenjak saya menggratiskan makanan setiap hari, yang saya sediakan untuk mereka yang masuk ke dalam restoran saya, gratis itu, maka Alhamdulillah saya sehat wal afiyat”,
Shodaqoh ini, sebagaimana sabda Nabi kita Muhammad SAW, di mana beliau bersabda :
مَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ بَلْ يَزْدَادُ بَلْ يَزْدَادُ بَلْ يَزْدَادُ
Nabi Muhammad saw berucap : “Tidak akan berkurang yang namanya harta kita itu dengan shodaqoh, bahkan bertambah bertambah dan bertambah”(H.R.Muslim)
Itu yang terjadi, sama sekali tidak berkurang, nah ini contohnya, dia meyakini, bahkan hadits itu diawali dengan sumpahnya Nabi Muhammad SAW, jadi beruntung bagi orang yang mampu, orang yang kaya, yang dia itu menanggung para fakir miskin, menanggung para anak yatim, menanggung para huffadh Quran, yang menanggung mereka yang mencari ilmu, apalagi calon-calon para ulama. Nah itu luar biasa. Setelah dia menjadi ulama, maka akan terbuka baginya jalan untuk mendapatkan jariyah ini, seperti yang terjadi itu.