Alhamdulillah, Sholawat serta salam kami haturkan persembahkan kepada junjungan kita kekasih kita yang paling mengasihi kita melebihi siapapun juga yaitu Nabi Muhammad SAW yang pada malam seperti saat ini beliau telah memberikan pesan kepada kita untuk memperbanyak membaca sholawat pada malam az-zahro’ dan hari azhar yaitu malam jum’at dan hari jum’at paling banyak nya itu berapa khilaf di antara ulama’,
Ada yang mengatakan bahwasanya paling banyaknya itu atau minimal paling banyak adalah 300 jadi paling tidak 300 lebih, jadi usahakan kita membacanya itu sampai misalnya membacanya itu 1000 kali lebih, karena orang baca 1000 sholawat dalam hadits itu disebutkan semua hajatnya akan dikabulkan, dosanya akan diampunkan, derajatnya akan dinaikkan, dosanya akan dileburkan dan digantikan dengan kebaikan itu di antaranya yang datang terkait dengan keutamaan membaca sholawat kepada Nabi SAW kalau 1000 kali bacanya, Jadi kita boleh baca yang paling pendek tidak usah pake yang paling panjang, misalnya :
صلى الله على محمد صلى الله عليه وسلم
اللهم صل على سيد نا محمد النبي الامي و على اله وصحبه وسلم
Dan usahakan jangan dipisah antara sholawat dan salam karena hukumnya makruh, jadi supaya tidak terpisahkan, Dan Nabi SAW memberikan yang kita bacakan sholawat selalu setiap kita memulai Majlis Taklim Online memberikan kita filsafat dalam menggunakan kesempatan itu dimana Nabi SAW bersabda bahwasanya nanti setiap orang akan berada di depannya Allah SWT :
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانٌ ثُمَّ يَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا شَيْئًا قَدَّمَهُ ثُمَّ يَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا شَيْئًا قَدَّمَهُ ثُمَّ يَنْظُرُ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَتَسْتَقْبِلُهُ النَّارُ قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَقِيَ وَجْهَهُ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ
“Tidak seorang pun dari kalian, kecuali Allah ‘azza wajalla akan mengajaknya berbicara, sementara tidak ada perantara antara dia dan Allah. Kemudian ia melihat ke sebelah kirinya, maka ia pun tidak melihat, kecuali sesuatu yang telah ia perbuatnya. Dan ia melihat ke sebelah kanannya, maka ia pun tidak melihat kecuali sesuatu yang telah diperbuatnya. Kemudian ia melihat ke arah depan, dan ternyata neraka telah berada di depannya.” kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian yang mampu menyelamatkan wajahnya dari api neraka meskipun hanya dengan satu biji kurma, maka lakukanlah”.(H.R.Ahmad)
Oleh karenanya dikatakan :
أَحْكَمُ الْحَاكِمِيْنَ
Itu Allah SWT,
وَ لَيْسَ بَيْنَهُ وَ بَيْنَهُ تَرْجُمَانٌ
Antara dia dengan Allah yang bertanya, tidak ada perantaranya,
لَا نَبِيّ مُرْسَلٌ وَ لَا مَلَكٌ مُقَرَّب
Tidak ada Nabi yang diutus pun yang bisa menjadi perantaranya, bahkan tidak ada malaikat yang paling dekatpun yang bisa menjadi perantaranya, Tidak ada, Dia sendiri yang ditanya, Allah sendiri yang bertanya, satu per satu dipanggil, “Tidak seorang pun dari kalian, kecuali Allah ‘azza wajalla akan mengajaknya berbicara, sementara tidak ada perantara antara dia dan Allah. Kemudian ia melihat ke sebelah kirinya, maka ia pun tidak melihat, kecuali sesuatu yang telah ia perbuatnya. Dan ia melihat ke sebelah kanannya, maka ia pun tidak melihat kecuali sesuatu yang telah diperbuatnya. Kemudian ia melihat ke arah depan, dan ternyata neraka telah berada di depannya.” kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian yang mampu menyelamatkan wajahnya dari api neraka meskipun hanya dengan satu biji kurma, maka lakukanlah.”
Oleh karenanya, kata Nabi berpesan :
فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
Barangsiapa di antara kalian yang mampu menyelamatkan wajahnya dari api neraka meskipun hanya dengan satu biji kurma, maka lakukanlah”.(H.R.Ahmad)
Takutlah kalian kepada api neraka, Takutlah kalian pada hari yang sangat menakutkan pada saat itu, walaupun dengan bersedekah dengan sebiji kurma, Ini filsafat yang saya maksudkan, jadi gunakan kesempatan, Selagi ada kesempatan gunakan kesempatan itu, Selagi ada kesempatan kita menggunakan uang, gunakan uang itu, Selagi ada kesempatan kita itu bisa makan, makan!
Jadi bukan untuk urusan akhirat saja, Urusan dunia, urusan diri kita, urusan akhirat apalagi yang harusnya jadikan sebagai paling besarnya pikiran kita itu adalah urusan akhirat, jangan urusan dunia, Urusan dunia itu adalah sesuatu yang akan berulang dan semu,
Dalam artian begini, kita makan makanan yang kita makan itu enak, mahal harganya, karena dia itu dibeli di restoran yang mahal misalnya, kita kenyang kan? Kenyang kita dari makanan yang enak dan kenyang kita dari makanan yang biasa saja, beda tidak? Sama saja, Lalu setelah itu lebih-lebih lagi, keluarnya sama tidak? Sama, Warnanya sama, Oh kalau makanannya mahal, warnanya beda gitu? Jadi bukan kuning atau hitam, atau coklat, atau merah gitu? tidak, Itulah kenikmatan dunia, itu semu, Semuanya semu,
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلُّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(Q.S.Al-Imron:185)
Yang namanya dunia itu sebuah kesenangan, tapi kesenangan itu semua nanti, Makan lagi, makan lagi, nanti laper lagi, Makan lagi, terus gitu, Itu artinya Allah Ta’ala tunjukkan yang semacam itu, yang semacam ini kita akan pertahankan? Di mana kita nanti akan mendapatkan suatu keadaan seperti itu? Di surga itu, tidak ada lapar sama sekali, yang ada itu menikmati,
Kita sekarang tidak, makan itu untuk mengganjal rasa lapar, Bahkan kalau seumpama dia itu mempunyai misi lain, maka makan itu bisa jadi akan mengganjal misinya, Seperti yang badannya gemuk, ingin kurus gimana caranya? Diet, Makannya dijaga-jaga, “Wah ini besar kalorinya, saya tidak makan”, Terus apa yang didapatkan? Itulah artinya, semua kenikmatan dunia itu semu,
Berbeda dengan akhirat, kalau di akhirat itu kebutuhan makannya itu bukan semata mata karena kebutuhan, Beda kalau di sini, Kita kalau di sini tidak makan, ya mati, Tidak makan, ya sakit, Tapi kalau di akhirat nanti, di surga nanti, dan semoga kita termasuk penghuninya dan kita menghuninya bertetangga dengan Nabi Muhammad SAW, Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin
Kunjungi Juga Khutbah Jumat