Bulan sya’ban juga dikatakan bulannya nabi Muhammad SAW, karena pada bulan itu Allah SWT memberikan kemuliaan yang tidak diberikan kepada para nabi selain nabi Muhammad SAW.dimana Allah SWT menurunkan sebuah ayat yang berbunyi;
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.(QS. Al-Ahzab;56)
Pada bulan sya’ban juga terdapat suatu malam dimana kita dianjurkan memperbanyak ibadah, yaitu pada malam pertengahan bulan sya’ban, atau yang masyhur disebut dengan malam nishfu sya’ban.
Lalu, apakah setelah malam nishfu sya’ban ada ibadah-ibadah tertentu yang dianjurkan, seperti puasa dan lain sebagainya
Adapun masalah hukum puasa setelah nishfu sya’ban adalah haram, sesuai dengan hadist nabi SAW;
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُوْمُوْا
“jika sudah masuk paruh kedua dari bulan sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa” (HR. Abu Dawud)
Namun yang diharamkan berpuasa pada hari itu bukan semua macam puasa, melainkan hanya puasa yang sunnah. Itupun dengan catatan puasa sunnah tersebut bukan termasuk puasa sunnah yang menjadi kebiasaannya. Jika puasa sunnah tersebut sudah menjadi kebiasaannya, maka tidak haram hukumnya. Begitu pula puasa sunnah yang tidak disambung dengan satu hari sebelum masuk paruh kedua bulan sya’ban.
Adapun macam-macam puasa yang diperbolehkan pelaksanaannya setelah masuk paruh kedua bulan sya’ban:
1. Puasa qodho’
Jika seseorang masih mempunyai kewajiban mengqodho’ puasa bulan ramadhan, maka boleh melakukannya walaupun sudah masuk paruh kedua bulan sya’ban
2. Puasa kaffarah
Jika seseorang mempunyai kewajiban puasa kaffarah, maka tidak diharamkan baginya untuk membayar kaffarah pada hari-hari itu.
3. Puasa nadzar
Jika seseorang memiliki nadzar untuk berpuasa pada hari-hari tertentu, maka ia wajib melakukannya walaupun hal itu terjadi pada paruh kedua bulan sya’ban.
4. Puasa sunnah yang sudah menjadi kebiasaannya
Jika seseorang sudah terbiasa melakukan puasa-puasa sunnah, seperti puasa senin dan kamis, ataupun puasa dawud, maka tidak haram baginya untuk melakukan puasa walaupun setelah masuk paruh kedua bulan sya’ban
5. Puasa sehari sebelum masuk paruh kedua bulan sya’ban
jika seseorang berpuasa sehari sebelum masuknya paruh kedua bulan sya’ban, yaitu pada tanggal 15 bulan sya’ban maka boleh baginya untuk berpuasa pada hari berikutnya. Begitu pula jika ia telah berpuasa pada hari ke-16 bulan sya’ban, boleh baginya untuk berpuasa pada hari ke-17 bulan sya’ban, akan tetapi jika tidak berpuasa satu hari saja di sela-sela hari itu, maka ia tidak boleh berpuasa pada hari berikutnya, karena jika demikian maka haram dan tidak sah hukumnya.
Kunjungan Juga Pembahasan lainnya
Kenikmatan Merupakan Keberkahan
Aura Seseorang Itu Terpancar Dari Hatinya