Sebaik-baik perkara didalam memakmurkan waktu dan memaksimalkannya adalah dengan menyibukkan diri untuk berdzikir kepada Allah SWT.
Bahkan memperbanyak dzikir kepada Allah menjadi solusi bagi seseorang yang tidak ingin terhitung sebagai orang yang lalai dan rugi hidup di dunia. Dan menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah SWT tidaklah maksimal kecuali setelah menjadi sebuah wiridan atau kebiasaan atau amaliyah yang biasa dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Supaya berdzikir kita mencapai ke batas maksimal, maka hendaknya kita membuat jadwal-jadwal mengikat untuk dzikir. Baik pada setiap sholat 5 waktu, antara Maghrib dan Isya’, dari habis Subuh sampai terbit matahari, setelah sholat Ashar, dan sebagainya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi bahwasanya ketika penghuni syurga ditanya, “Apakah ada penyesalan yang mereka alami setelah mereka memasuki syurga daripada urusan dunianya?” Maka mereka menjawab, “Kami menyesal terhadap waktu-waktu yang berlalu tanpa berdzikir kepada Allah SWT.”
Apalagi dzikir merupakan sebuah tonggak utama dan pembuka daripada semua kebaikan serta senjata daripada mereka-mereka yang menuju kepada Allah SWT. Karena dengan berdzikir, maka Allah SWT akan menyebut hambanya dengan kebaikan dan akan mencurahkan kepadanya rahmat dan keberkahan.
Terdapat banyak ayat dan hadits Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah SWT serta memaksimalkan waktu dengan berdzikir kepada-Nya, dan bahwasanya dzikir itu merupakan paling baiknya amal kebaikan sebagaimana tertera dalam ayat-ayat dan hadits-hadits berikut ini:
قال الله تعالى : يَـٰا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكرًا كَثِيرًا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكرَةً وَأَصِيلاً (٤٢) (الأحزاب: 41-42)
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah SWT, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (Q.S. Al-Ahzab: 41-42)
قال الله تعالى : وَٱذكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُم تُفلِحُونَ (الجمعة: ١٠)
Dan ingatlah Allah SWT banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al-Jumu’ah: 10)
قال الله تعالى : فَٱذكُرُونِى أَذكُركُم وَٱشكُرُواْ لِى وَلَا تَكفُرُونِ (البقرة: ١٥٢)
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al-Baqoroh: 152)
Kesimpulannya, didalam berdzikir terdapat banyak faedah dan nilai-nilai kemanfaatan yang sangat besar dan agung yang akan didapatkan oleh seorang hamba yang selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Akan tetapi buah dan faedah dari dzikir tersebut tidak akan didapatkan oleh seseorang kecuali jika dia kontinyu dalam melaksanakannya dan diiringi dengan sopan santun dan beradab ketika berdzikir. Dengan kontinyu dalam berdzikir, paling sedikitnya dia akan mendapatkan rasa kenikmatan yang sangat luar biasa yang tidak tergantikan dengan kelezatan memiliki dunia dan seisinya. Dan diantara sopan santun dan adab dalam berdzikir adalah dalam keadaan suci, di tempat yang sunyi, menghadap kiblat dan dalam keadaan khusyu’.
Yang demikian itu bagi orang yang melakukannya akan menghasilkan sebuah pengaruh yang sangat besar guna membersihkan hati dan membersihkan jiwa. Dan jika hal tersebut kontinyu dia lakukan, maka akan tampak sebuah cahaya kedekatan kepada Allah SWT dan akan tampak kepadanya sesuatu yang misteri menjadi nyata di depan matanya.
Dan tidak kalah penting yang harus diperhatikan oleh seseorang ketika berdzikir adalah dzikir itu bukan hanya dilakukan dengan lisan, tapi dzikir juga dilaksanakan dengan hati dengan menghadirkan, memahami, serta menghayati makna dari dzikir yang diucapkan oleh lisannya.