Ibadah Tanpa Dasar llmu

Posted on

Ketahuilah bahwasannya tidak mungkin seseorang melaksanakan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah begitu pula menjauhi segala yang diharamkan kecuali dengan dasar ilmu. Oleh karenanya agama mewajibkan kita sebelum beribadah untuk mempelajari ilmunya, sesuai dengan sabda Nabi SAW :

عَنْ أبِي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال : قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم : طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلَّ مُسْلِم (رواه مسلم)

Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim (H.R. Muslim)

Karena dengan ilmu, kita akan mengetahui apa yang Allah SWT wajibkan kepada hamba-Nya dan apa yang disunnahkan serta apa yang diharamkan. Dengan ilmu, kita dapat mengetahui seluk beluk kewajiban yang akan kita laksanakan begitu pula yang disunnahkan. Maka belajar ilmu agama mau tidak mau harus dilaksanakan oleh setiap muslim sebagai landasan ibadahnya, dan merupakan sebuah barometerseseorang bahagia di dunia sampai di akhirat. Sehingga pantas jika Nabi SAW bersabda di dalam sebuah hadits yang dijadikan para ulama sebagai ikon dan awal mula daripada kitab-kitab kuning pada umumnya, yaitu sebagai berikut :

عَنْ مُعَاوِيَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال : قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم :مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْن (متفق عليه)

Siapa yang dikehendaki oleh Allah SWT dengan kebahagiaan dan kebaikan, maka akan memperdalamkannya di dalam agama (muttafaq alaih)

Dan seseorang yang beribadah tanpa landasan ilmu, maka bahaya yang didapatkannya lebih banyak daripada manfaatnya dan dosa yang dihasilkannya lebih banyak daripada pahalanya. Berapa banyak seorang hamba yang melaksanakan berbagai macam ibadah tapi ibadahnya sia-sia, tidak ada guna dan tidak ada pahala. Yang demikian itu karena tidak dilandasi dengan ilmu. Bahkan bisa jadi seorang yang tidak melandasi ibadahnya dengan ilmu itu akan terjerumus ke dalam kemaksiatan yang terus menerus sementara dia menyangka dalam keadaan beribadah. Sebagaimana diceritakan oleh Syaikh Muhammad ibn Arobi dalam bab Al-Washoya dari kitab futuhat nya bahwasannya terdapat seseorang yang berasal dari kota Maroko dimana dia rajin beribadah dan banyak ibadahnya. Akan tetapi disamping itu, dia mempunyai seekor keledai betina yang diikatnya di dalam rumah. Suatu waktu, datang seseorang dan dia bertanya,”Aku tidak memeliharanya kecuali untuk menjaga kemaluanku dari hal yang diharamkan.” (Maksudnya setiap kali memuncak syahwatnya dia membutuhkan kepada pelampiasan biologisnya, dengan cara dia mendatangi keledai tersebut dan bersetubuh dengannya).

Coba renungkan bagaimana seorang ahli ibadah yang semacam ini, dia tidak mengetahui bahwasannya mendatangi keledai itu hukumnya haram. Dan tatkala diberitahukan kepadanya akan hukum haramnya apa yang dia lakukan terhadap keledai itu, maka dia menangis dan menyesal. Itulah diantara akibat dari seseorang yang melaksanakan ibadah tanpa melandasinya dengan ilmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *