Ketahuilah bahwasannya cara menutup pintu-pintu masuknya syaitan ke dalam diri manusia tidaklah cukup hanya dengan banyak berdzikir. Akan tetapi solusinya adalah dengan memperbaiki kinerja msupun fungsi hati itu sendiri dengan cara menutup rapat-rapat pintu yang digunakan oleh syaitan masuk ke dalam hati dan mensucikannya daripada sifat-sifat yang tercela. Sedangkan cara mensucikan hati dari pengaruh syaitan dan menutup pintu-pintu masuknya yang memang jumlahnya sangat banyak itu, pertama kali kita harus mengetahui jenis-jenis dari pintu tersebut baru kemudian berusaha untuk mengetahui bagaimana cara untuk menutupnya.
Tidak mungkin seseorang hanya bermodalkan banyak berdzikir saja lalu berharap untuk menutup pintu-pintu syaitan, karena hakikat daripada dzikir itu sendiri tidaklah akan menetap di dalam hati kecuali setelah hati itu kita sucikan dengan takwa dan membersihkannya daripada segala sifat yang tercela. Dengan begitu barulah dzikir tersebut akan mempunyai sebuah kekuatan di dalam hati dan mengusir pengaruh-pengaruh syaitan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-keslahannya. (Q.S Al A’raf : 201)
Maka dalam ayat tersebut disinggung bahwa kemuliaan dari hati yang akan jauh dengan sendirinya dari pengaruh syaitan adalah bagi mereka yang bertaqwa dan tidak mungkin dianggap bertaqwa kalau dia tidak berusaha mensucikan hatinya dari sifat tercela.
Karena perumpamaan syaitan disini bagaikan seekor anjing yang lapar yang berusaha mendekati manusia. Jika dalam diri manusia tersebut tidak mempunyai roti maupun daging yang akan diberikan kepadanya, maka dia akan mudah untuk pergi dengan hanya kita katakan kepadanya “Pergilah!” atau dengan cara kita berteriak dan membentaknya.
Akan tetapi jika pada diri manusia itu terdapat sepotong roti atau daging, maka dia tetap akan datang dan mengikuti manusia tersebut walaupun setelah dibentak ataupun setelah diusir. Maka hati yang sunyi dari makanan syaitan, para syaitan akan terusir dengan sendirinya, kan tetapi jika hati itu sudah terdapat sifat-sifat yang bermuara di dalamnya syahwat hawa nafsu, maka dzikir saja tidak cukup untuk mengusirnya.
Oleh karena itu, pertama kali yang harus dilakukan sebagai solusi daripada menutup pintu-pintu syaitan adalah mensucikannya daripada sifat-sifat yang akan menjadi tempat bermuaranya syaitan lalu kemudian kita memakmurkannya dengan dzikir, sehingga dzikir-dzikir tersebut benar-benar pada fungsinya yaitu mencegah hati dari pengaruh-pengaruh syaitan.